Elektabilitas
Prabowo Unggul Tipis Dibanding Jokowi Menurut Survei Elektabilitas Versi
Politica Wave

Update
hasil survei media sosial terbaru yang dipantau hari ini Selasa pagi 26
Februari 2019 jam 06.45 WIB (secara real time) dari lembaga survei Politica
Wave menunjukkan, elektabilitas Capres Cawapres 2019 Prabowo Subianto -
Sandiaga Uno menang tipis dibanding paslon nomor urut 01, Jokowi - Maruf Amin
(catatan: angka survei di website PoliticaWave.com bisa berubah setiap saat)
Ya, andai
Pemilihan Presiden / Pilpres 2019 digelar hari ini, Selasa pagi 26 Februari
2019, maka Calon Presiden / Capres 2019 Prabowo Subianto adalah
pemenangnya!
Itu
karena selisih tipis kemenangan Capres 2019 Prabowo Subianto atas Calon
Presiden 2019 Joko Widodo alias Jokowi!
Ya,
menang dengan selisih angka tipis!
Itulah
hasil survei terbaru elektabilitas kedua Calon Presiden 2019 di arus persepsi
di internet user yang dipantau Politica Wave.
Persaingan
memang makin ketat. Selisih angka kedua Capres memang makin ketat. Dan tak
terhindarkan lagi, dinamika pergeseran tingkat elektabilitas kedua calon
pemimpin negara berubah-ubah dengan cepat.
Politik SARA Masih Jadi Ancaman
Jelang Pilpres 2019, Harus Diwaspadai

Jakarta - Direktur
Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai isu intoleran
masih mewarnai ajang Pilpres 2019 yang
tinggal sebentar lagi memasuki tahap puncak atau pencoblosan. Berita bohong
atau hoax, kata Karyono, pun masih digunakan untuk mempengaruhi pemilih.
"Gerakan-gerakan intoleran, gerakan radikalisme, paham khilafah islamiah juga ikut menumpang dalam proses pemilu. Itu mengkhawatirkan. Jangan sampai mengganggu proses pemilu," ujar Karyono dalam diskusi Pemilu Damai Tanpa Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme di Lentera Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).
"Gerakan-gerakan intoleran, gerakan radikalisme, paham khilafah islamiah juga ikut menumpang dalam proses pemilu. Itu mengkhawatirkan. Jangan sampai mengganggu proses pemilu," ujar Karyono dalam diskusi Pemilu Damai Tanpa Radikalisme, Intoleransi dan Terorisme di Lentera Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/2/2019).
Karyono menuturkan suasana pemilu damai saat
ini belum terasa. Dia berharap masyarakat dewasa menghadapi pemilu yang tak
hanya beragendakan pemilihan presiden, tetapi juga anggota legislatif. Hal itu
diperlukan karena menentukan nasib bangsa ke depan.
"Harapan kami masyarakat dapat menyikapi pemilu ini dengan damai, aman, penuh kegembiraan. Tanpa ada gerakan yang bisa mengganggu pemilu dan menimbulkan keretakan sosial," ujar Karyono.
"Gerakan-gerakan intoleran, gerakan radikalisme, paham khilafah islamiah juga ikut menumpang dalam proses pemilu. Kemudian, kita sering kali melihat masih ada bendera HTI berkibar di dalam proses pemilu 2019 ini. Itu mengkhawatirkan, jangan sampai hal itu mengganggu proses pemilu," sambungnya.
"Harapan kami masyarakat dapat menyikapi pemilu ini dengan damai, aman, penuh kegembiraan. Tanpa ada gerakan yang bisa mengganggu pemilu dan menimbulkan keretakan sosial," ujar Karyono.
"Gerakan-gerakan intoleran, gerakan radikalisme, paham khilafah islamiah juga ikut menumpang dalam proses pemilu. Kemudian, kita sering kali melihat masih ada bendera HTI berkibar di dalam proses pemilu 2019 ini. Itu mengkhawatirkan, jangan sampai hal itu mengganggu proses pemilu," sambungnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Progres 98
Faisal Assegaf mendesak KPU sebagai penyelenggara pemilu, dan Polri sebagai
aparat keamanan mengajak para peserta pemilu menyepakati terselenggaranya
pemilu super damai. Faisal mengaku mendapatkan informasi adanya kelompok yang
sengaja menebarkan hoax karena dianggap sebagai cara untuk menaikkan suara
dalam Pemilu.
"Menurut saya sangat penting mendesak KPU dan Polri menarik peserta pemilu dalam pakta integritas pemilu damai. Kalau ini di posisi pemilu 2019 bukan sekedar pemilu damai, tapi super damai," ucap Faisal.
"Menurut saya sangat penting mendesak KPU dan Polri menarik peserta pemilu dalam pakta integritas pemilu damai. Kalau ini di posisi pemilu 2019 bukan sekedar pemilu damai, tapi super damai," ucap Faisal.
Jadwal
Debat Pilpres Kedua Jokowi & Prabowo Minggu 17 Februari 2019
Debat calon presiden (capres) tahap kedua akan digelar pada
Minggu (17/2/2019) di Hotel Sultan, Jakarta. Debat yang akan disiarkan langsung
oleh RCTI, Global TV, iNews TV, dan MNC TV ini akan dipandu oleh Tommy Tjokro
dan Anisha Dasuki sebagai moderator.
Berbeda dengan debat pertama yang berlangsung pada 17 Januari
2019 lalu, debat kedua pilpres 2019 ini hanya akan melibatkan capres nomor urut
01 dan 02, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Tema debat kali ini adalah
energi dan pangan, SDA dan lingkungan hidup, serta infrastruktur.
Terdapat tujuh panelis dalam debat kedua ini, yaitu Rektor
ITS Profesor Joni Hermana, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) Nur Hidayati, Rektor IPB Arif Satria, juga ahli pertambangan ITB
Profesor Irwandy Arif.
Selain itu, pakar energi Ahmad Agustiawan, pakar lingkungan
Undip Sudharto P. Hadi, dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria
Dewi Kartika juga terlibat sebagai panelis.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman
mengungkapkan, pihaknya berupaya meningkatkan mutu dalam debat kedua, dengan
cara tidak menyodorkan kisi-kisi debat kepada kedua kandidat.
Sabtu (9/2/2019) lalu, panelis dan moderator debat capres
kedua sudah menandatangani pakta integritas. Hal ini menegaskan bahwa mereka
siap bekerja dengan profesional, tidak memihak, adil dan setara, serta tidak
membocorkan materi debat kepada siapa pun. Jika pakta integritas ini dilanggar,
akan ada sanksi yang diberikan.
"Saya yakin mereka tidak akan menggadaikan
kredibilitasnya, integritasnya untuk membocorkan [soal debat capres],"
kata Ketua KPU Arief Budiman.
Debat kedua ini memiliki jumlah segmen yang sama dengan debat
sebelumnya, enam segmen. Pada segmen pertama, tiap-tiap capres akan
menyampaikan visi misi. Segmen kedua, menjadi arena capres menjawab pertanyaan
demi pertanyaan dari tim panelis.
Pada segmen keempat, ada sedikit perbedaan. Di segmen tersebut, kedua
capres akan melihat tayangan video film pendek yang bakal menjadi bahan
pertanyaan kepada capres lawan. Video tersebut berdurasi sekitar 30 detik
hingga 1 menit. Ini dilanjutkan dengan segmen kelima, ketika capres saling
melempar pertanyaan. Sementara, segmen keenam menjadi kata penutup.



Komentar
Posting Komentar